Posts

Showing posts from March, 2011

Jika $1 = Rp.1

Jika nilai US$ 1 = Rp 1,-...kira-kira apa aja yang terjadi di Indonesia? dengan asumsi kurs negara tetangga lainnya tetap 1. Masyarakat bisa gonta ganti mobil semaunya..Beli Honda city dengan Rp.30.000,- dan Toyota Landcruiser Rp 70.000,-, BMW/Mercedes Benz gak nyampe Rp 1 juta, de el el.. 2. Bakal ada transfer pemain sepak bola besar-besaran di Indonesia. Bukan tidak mungkin Persija Jakarta akan membeli David Beckham dan Ronaldinho. Sementara PESAT Aceh Tenggara akan mengontrak Zenedine Zidane dan Ronaldo, Nah lho...Alexandro Delpiero dan Paolo Maldini pemain kesayangan gw juga bisa di kontrak buat main di Indonesia, Kebayang gak sih..Pemain-pemain lokal akan bertanding dengan pemain-pemain kelas dunia? 3. Pemerintah gak perlu lagi ngutang ke IMF, justru malah Indonesia bantu-bantu negara miskin lainnya..Indonesia memang Hwebatt....!! 4. Pengamen, Pengemis, dan tukang parkir bisa langsung meluncur ke luar negri sehabis kerja seharian. Bahkan mereka bisa

Adat Perkawinan Masyarakat Alas

Perkawinan mempunyai arti yang begitu penting di dalam masyarakat Alas,   maka permulaannya senantiasa dimulai dan seterusnya disertai dengan bermacam upacara adat yaitu   : 1.       Perkawinan   meminang. 2.       Upacara Kutuk   (pemberian tanda). 3.       Upacara Khisik. 4.       Upacara Pinang Cut. 5.       Upacara Pinang Mbelin (pinang besar). 6.       Upacara Midoi (minta waktu yang pasti). 7.       Upacara Menkhaleng   (menjemput isteri). 8.       Upacara Nakhuh   (membawa isteri pulang). 9.       Upacara Senubung. 1.   Perkawinan Meminang.   Di dalam Adat Alas, perkawinan meminang ini tidak terus mengikat atau terjadi perkawinan, akan tetapi terlebih dahulu melalui beberapa cara mengikat agar terjadinya perkawinan yang dikehendaki.   Sedangkan terjadinya perkawinan meminang ini ditempuh dengan beberapa proses oleh laki–laki (calon mempelai laki–laki)   dan perempuan (calon mempelai perempuan)   seperti   : -          Lagu simude   atau mepahu

PENYELEWENGAN IDEALISME KAMPUS (DEMOKRASI KAMPUS)

Image
Dewasa ini kebebasan berpendapat telah menjadi icon sebenarnya dari demokrasi. Demokrasi yang selama ini diperjuangkan oleh aktifis kampus masa lalu rasanya telah hilang tujuan dan visi misinya. Demokrasi yang digembor-gemborkan anak muda kampus yang terlihat selama ini hanyalah omong kosong belaka.             Pembelaan kaum miskin kota, mengangkat petani desa, ocehan-ocehan kosong dan setumpuk wacana diskusi lain yang membosankan merupakan agenda tahunan seorang aktifis kampus. Betapa tidak, yang semama ini dilakukan hanyalah itu-itu saja. Setiap generasi muda kampus tidak ada perbaikan program kerja, mungkin itu yang selama ini dikerjakan, aktifis kampus yang berjuang tidak atas dasar perjuangan kaum lemah. Tetapi hanya sebatas program kerja. Isu yang dulu sudah mati-matian deperdebatkan oleh alumni, sekarang dibahsas lagi oleh generasi yang sekarang, dan ironisnya itu akan terus berulang dan terus berulang seakan sudah diwariskan. Apakah memang sudah tidak ada yang benar-benar b

Nabi Palsu, Sikap Nabi, dan Ahmadiyah

Oleh Akhmad Sahal *) Pada tahun kesepuluh Hijriah, Nabi Muhammad SAW menerima surat dari seseorang yang mengaku jadi nabi. Namanya Musailamah bin Habib, petinggi Bani Hanifah, salah satu suku Arab yang menguasai hampir seluruh kawasan Yamamah (sekarang sekitar Al-Riyad). Dalam suratnya, Musailamah berujar: “Dari Musailamah, utusan Allah, untuk Muhammad, utusan Allah. Saya adalah partner Anda dalam kenabian. Separuh bumi semestinya menjadi wilayah kekuasaanku, dan separuhnya yang lain kekuasaanmu….” Seperti dituturkan ahli tafsir dan sejarawan muslim terkemuka pada abad ketiga Hijriah, Imam Ibn Jarir Al-Tabari (838-923), dalam kitabnya Tarikh al-Rusul wa al-Muluk ( Sejarah Para Rasul dan Raja ) atau yang dikenal sebagai Tarikh al-Tabari , Musailamah bukanlah sosok yang sepenuhnya asing bagi Nabi. Beberapa bulan sebelum berkirim surat, Musailamah ikut dalam delegasi dari Yamamah yang menemui beliau di Madinah dan bersaksi atas kerasulannya. Delegasi inilah y

Orang Aceh Malas?

ADA yang menarik saat pengusaha Hermes Thamrin menyatakan investor masih enggan berinvestasi di Aceh di samping karena faktor keamanan ada stigma orang Aceh pemalas (Serambi Indonesia, Senin 31 Januari 2011). Anggapan yang keluar dari mulut pebisnis kelas kakap itu patut dicermati dan menjadi perhatian serius kita semua. Dasar apa yang membuat munculnya stigma seperti itu? Benarkah orang Aceh pemalas? Dalam masyarakat kita yang sangat majemuk baik suku, bahasa, maupun kepercayaan berkembang klaim-klaim suku atau bangsa yang satu terhadap bangsa lain. Misalnya, ada klaim suku X suka kawin, suku Y pelit, suku Z penganut ilmu hitam, dan sebagainya. Akibatnya, para orang tua pernah berpesan, “Kamu nak jangan kawin dengan suku X kalau tak ingin dimadu, jangan cari jodoh suku Y karena mereka hanya memperhatikan keluarganya dan menelantarkan keluargamu, dan janganlah menikah dengan suku Z karena kamu akan diguna-gunai agar selalu menuruti kehendaknya. Saya menduga klaim-kl

Bank Pro-Rakyat (Catatan untuk Bank Aceh)

DIPILIH dan ditetapkannya Islamuddin menjadi Direktur Utama dan T.Setia Budi sebagai Komisaris Utama Bank Aceh menjadi catatan baru atas sejarah yang akan ditoreh pada masa mendatang. Cita-cita bisnis baru Bank Aceh mesti ditetapkan supaya perjalanannya ke depan memiliki kejelasan bagi bangkitnya ekonomi Aceh. Kegemilangan dan kegagalan yang terjadi di masa kepengurusan sebelumnya dapat menjadi pelajaran bagi kepengurusan sekarang dalam membangun masa depan Bank Aceh khususnya dan membangun ekonomi Aceh pada umumnya. Transformasi Bank Aceh mesti dilakukan secara menyeluruh, mengakar dan mengorientasikan pembangunan perbankan pada pengembangan ekonomi-bisnis maupun sosio-bisnis. Hal ini penting disebabkan oleh kondisi ekonomi Aceh yang mengalami keterpurukan luar biasa. Disorientasi pembangunan ekonomi dinodai oleh kebijakan pemerintah Aceh yang menghancurkan mentalitas masyarakat melalui berbagai program bantuan langsung dalam bentuk program yang beragam. Sehingga, kon