Posts

Showing posts from October, 2013

Perbudakan Di Aceh dalam Catatan Snouck

Cristian Snouck Hurgronje menulis banyak cerita tentang masyarakat Aceh dan adat istiadatnya. Ia menggambarkan orang Aceh gemar memelihara budak . Buah pikiran Snouck tentang Aceh itu terhimpun dalam De Atjèhers, yang dalam edisi Indonesia berjudul Aceh di Mata Kolonial, terbitan Yayasan Soko Guru, Jakarta 1985. Dalam terbitan lain, meski isinya sama, buku ini diberi judul Aceh; Rakyat dan Adat Istiadatnya. Snouck lahir pada 1857 di Belanda, masuk ke Aceh ketika usianya 34 tahun. Sebelumnya, ia lebih dahulu belajar di Mekkah, Arab Saudi, sejak 1884. Di sana, dia menggoda hati ulama Arab dengan cara memeluk Islam. Ketika di Aceh ia mengganti namanya menjadi Abdul Ghaffar. Kefasihannya dalam berbicara tentang Islam—malah konon sering berkhutbah di mesjid—membuatnya digelar oleh rakyat Aceh sebagai Teungku Puteh; Teungku yang berkulit putih, sesuai dengan warna kulitnya. Pada 1889 Hugronyo gagal ke Aceh. Baru dua tahun kemudian (tepatnya pada 9 Juli 1891), seperti diseb...

Syiah Kuala Bukan Syi’ah Kuala!

Image
APA yang ada didalam benak Anda ketika mendengar nama Universitas Syiah Kuala? Mungkin sebagian akan berspekulasi bahwa Universitas ini berpaham Syi’ah atau didirikan oleh seorang Syi’ah. Tidak dipungkiri, bahwa banyak masyarakat dan segelintir orang dari luar Aceh terjebak pada penabalan nama “Syiah” pada Universitas terbesar di Aceh tersebut. Sesungguhnya makna “Syiah” yang melekat pada Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bukanlah berarti Syi’ah atau berpaham Syi’ah. Jika ditelusuri secara histori, “Syiah” yang melekat pada Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) diambil dari nama seorang ulama Ahlus-Sunnah (Sunni) yang sangat berpengaruh dan tersohor di zamannya. Menurut cendekiawan Mulim Indonesia, Azyumardi Azra, Ulama ini bahkan menjadi salah satu orang yang paling bertanggung jawab dalam membuka jaringan Ulama di seluruh Nusantara, bahkan di dunia Internasional. Berkat jasanya juga, orang-orang Indonesia kemudian masuk dalam jajaran jaringan ulama dunia. Siapa Syiah Kuala? Lahir di Sin...

Sejarah Kehidupan Manusia Purba Pertama di Indonesia

Image
Catatan dari ‘Eden In The East, The Drowned Continent’ karya Stephen OppenheimerPara ahli sejarah umumnya berpendapat bahwa Asia Tenggara adalah kawasan ‘pinggir’ dalam sejarah peradaban manusia.  Dengan kata lain, peradaban Asia Tenggara bisa maju dan berkembang karena imbas-imbas migrasi, perdagangan, dan efek-efek yang disebabkan peradaban lain yang digolongkan lebih maju seperti Cina, India, Mesir, dan lainnya. Buku Eden In The East yang ditulis Oppenheimer seolah mencoba menjungkirbalikkan pendapat meinstream tersebut. Oppenheimer mengemukakan pendapat bahwa justru peradaban-peradaban maju di dunia merupakan buah karya manusia yang pada mulanya menghuni kawasan yang kini menjadi Indonesia. Oppenheimer tidak main-main dalam mengemukakan pendapat ini. Hipotesisnya disandarkan kepada sejumlah kajian geologi, genetik, linguistik, etnografi, serta arkeologi.Gagasan diaspora manusia dari kawasan Asia Tenggara dicoba untuk direkonstruksi dari peristiwa di akhir zaman es (Last G...