Posts

Showing posts from July, 2012

Siapakah Yang Berdiam Di Sekitar Danau Toba ?

Image
Kalau kita lihat peta, Kerajaan Batak ini dapat dikatakan terletak di sepanjang Langkat – Deli – Siak di pantai timur Sumatera, terus ke Alas – Gayo – Simalungun di bangian tengah, dan bisa jadi sampai ke Singkil – Barus di pantai barat Sumatera. Kalau demikian, siapa yang bermukim di sekitar Danau Toba? Kalau sekiranya ada sedikit kebenaran dari silsilah orang Batak Toba, berarti sekitar 1500-anlah mereka mulai bermukim disitu bersamaan dengan ketika kerajaan Batak masih tegak dipimpin Raja Tomyam atau Raja Timur Raya. Merujuk pada keterangan di atas, jadi muncul pertanyaan besar (baru), siapa yang berdiam di dekat Danau Toba itu, dan kenapa mereka tetap menamai diri Orang Batak sampai sekarang, padahal kerajaan Batak tadi sudah tidak eksis? Apakah mungkin mereka termasuk daerah taklukan Raja Tomyam, atau mungkin dibawah kendali para Panglima yang tidak bersedia menganut Islam? Atau mungkin sudah lebih dulu mereka bermukim di sekeliling Danau Toba baru kemudian menjadi Islam k

ALAS TRIBE - Southeast Aceh Regency

Image
Alas tribe is one of the tribes who settled in Southeast Aceh Regency, Aceh Province (which is also commonly known as Tanah Alas). The word "pedestal" in Alas means "mat". This is something to do with the circumstances that area that stretches flat as a mat on the sidelines of the Bukit Barisan. Alas Land area traversed many rivers, one of whom is the Lawe Alas (Alas River). Alas most of the tribes living in the countryside and live off agriculture and livestock. Land Foundation is a granary for the region of Aceh. But other than that they are also gardening rubber, coffee, and hazelnut, and to find a variety of forest products, such as wood, rattan, resins and incense. While they ternakkan animals are horses, goats, buffalo, and cows. Alas village or village people called Kute. A Kute usually inhabited by one or several clans, called the merge. Members of the merge comes from a common ancestor. The pattern of their family life is togethern

DAFTAR NAMA-NAMA MESJID DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

Alamat Desa/Kelurahan 1 Kec. Babusalam Al-Iqrar D. Pembangunan 2 Kec. Babusalam Amaliyah Dsn. Rahmad 3 Kec. Babusalam Al-Ikhlas Dsn. Kuta Galuh 4 Kec. Babusalam Jami' Ds. Trt. Pedi 5 Kec. Babusalam Al-Azhar Jln. H. Tgk. Ismail 6 Kec. Babusalam Al-Ikhlas Ds. Kutambaru 7 Kec. Babusalam Baussalam Prapat Hulu 8 Kec. Babusalam Kutagaluh 9 Kec. Babusalam Suhada Ds. Pulomas 10 Kec. Babusalam Al-Muntaha Ds. Pulomas 11 Kec. Babusalam Al-Majid 12 Kec. Babusalam Nurul 13 Kec. Babusalam Sadar 14 Kec. Babusalam Al-Hilal 15 Kec. Babusalam Ijmal Ds. Prapat Hilir 16 Kec. Babusalam Al-Mutaqin Ds. Prapat Hilir 17 Kec. Babusalam Baitul Kudus Penampaan 18 Kec. Babusalam Mesjid Batumbulan Batumbulan II 19 Kec. Babusalam Istiqamah Batumbulan I 20 Kec. Babusalam Madrasah G. Mentali 21 Kec. Babusalam Madrasah Dsn. Batu Lenge 22 Kec. Babusalam Agung Taqwa Kota Kutacane 23 Kec. Babusalam Al-fitrah Asrama Kodim 24 Kec. Babusalam Al-Jihat Strak Pisang 25 Kec

Gara-Gara Beras & Rokok Orang Aceh Jadi Miskin

Banda Aceh – Setelah BPS Aceh menyatakan angka terbaru kemiskinan di Aceh mencapai 909 ribu orang pada Maret 2012, ternyata setelah dianalisis bahwa komoditi yang paling memberi peranan terbesar terhadap garis kemiskinan di Aceh adalah beras dan rokok. “Ini sumber terbesar,” sebut Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik  Aceh, Abdul Hakim, Senin (2/7) tadi. Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan di bawah garis kemiskinan. Jumlah pendapatan perkapita perbulan penduduk miskin yang diklaim oleh BPS Aceh pada Maret 2012 sebesar Rp 320.013,-. Komoditi yang paling penting bagi penduduk miskin adalah beras. Pada Maret 2012 sumbangan pengeluaran beras terhadap garis kemiskinan makanan sebesar 32,16 persen pada perkotaan dan 40,74 persen pada pedesaan Aceh. Menyusul kemudian komoditi rokok kretek atau filter yan

Asal Mulanya Sejarah Meugang Di Aceh

“Jak barangkahoe jeut, makmeugang woe.” Begitu pesan pendek orang tua disaat anaknya akan ke perantauan. Kalimatnya memang pendek, namun sangat mudah diingat, apalagi menjelang puasa atau hari raya. T entu kita di perantauan sangat sedih apabila tidak bisa menikmati sie meugang geutangun le mak bersama keluarga. Meugang atau “Makmeugang” adalah tradisi rakyat Aceh menyambut Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha dengan menyembelih lembu atau kerbau. Tradisi meugang sudah ada sejak Sultan Aceh. Dalam Undang-Undang Kesultanan Aceh dulu, yang dikenal dengan Qanun Meukuta Alam yang disyarah Tgk Di Mulek, dalam bab II pasal 5 Qanun Meukuta Alam, disebutkan bahwa, “Bila telah mendekati hari makmeugang, baik meugang puasa, meugang Hari Raya Fitrah, dan meugang Hari Raya Haji, sebulan sebelum memasuki hari meugang ini, semua keuchik, imuem meunasah, dan tuha peut di seluruh Aceh diwajibkan memeriksa tiap kampung yang dipimpinnya. Tujuannya untuk meng