Posts

Showing posts from 2013

Perbudakan Di Aceh dalam Catatan Snouck

Cristian Snouck Hurgronje menulis banyak cerita tentang masyarakat Aceh dan adat istiadatnya. Ia menggambarkan orang Aceh gemar memelihara budak . Buah pikiran Snouck tentang Aceh itu terhimpun dalam De Atjèhers, yang dalam edisi Indonesia berjudul Aceh di Mata Kolonial, terbitan Yayasan Soko Guru, Jakarta 1985. Dalam terbitan lain, meski isinya sama, buku ini diberi judul Aceh; Rakyat dan Adat Istiadatnya. Snouck lahir pada 1857 di Belanda, masuk ke Aceh ketika usianya 34 tahun. Sebelumnya, ia lebih dahulu belajar di Mekkah, Arab Saudi, sejak 1884. Di sana, dia menggoda hati ulama Arab dengan cara memeluk Islam. Ketika di Aceh ia mengganti namanya menjadi Abdul Ghaffar. Kefasihannya dalam berbicara tentang Islam—malah konon sering berkhutbah di mesjid—membuatnya digelar oleh rakyat Aceh sebagai Teungku Puteh; Teungku yang berkulit putih, sesuai dengan warna kulitnya. Pada 1889 Hugronyo gagal ke Aceh. Baru dua tahun kemudian (tepatnya pada 9 Juli 1891), seperti diseb

Syiah Kuala Bukan Syi’ah Kuala!

Image
APA yang ada didalam benak Anda ketika mendengar nama Universitas Syiah Kuala? Mungkin sebagian akan berspekulasi bahwa Universitas ini berpaham Syi’ah atau didirikan oleh seorang Syi’ah. Tidak dipungkiri, bahwa banyak masyarakat dan segelintir orang dari luar Aceh terjebak pada penabalan nama “Syiah” pada Universitas terbesar di Aceh tersebut. Sesungguhnya makna “Syiah” yang melekat pada Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bukanlah berarti Syi’ah atau berpaham Syi’ah. Jika ditelusuri secara histori, “Syiah” yang melekat pada Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) diambil dari nama seorang ulama Ahlus-Sunnah (Sunni) yang sangat berpengaruh dan tersohor di zamannya. Menurut cendekiawan Mulim Indonesia, Azyumardi Azra, Ulama ini bahkan menjadi salah satu orang yang paling bertanggung jawab dalam membuka jaringan Ulama di seluruh Nusantara, bahkan di dunia Internasional. Berkat jasanya juga, orang-orang Indonesia kemudian masuk dalam jajaran jaringan ulama dunia. Siapa Syiah Kuala? Lahir di Sin

Sejarah Kehidupan Manusia Purba Pertama di Indonesia

Image
Catatan dari ‘Eden In The East, The Drowned Continent’ karya Stephen OppenheimerPara ahli sejarah umumnya berpendapat bahwa Asia Tenggara adalah kawasan ‘pinggir’ dalam sejarah peradaban manusia.  Dengan kata lain, peradaban Asia Tenggara bisa maju dan berkembang karena imbas-imbas migrasi, perdagangan, dan efek-efek yang disebabkan peradaban lain yang digolongkan lebih maju seperti Cina, India, Mesir, dan lainnya. Buku Eden In The East yang ditulis Oppenheimer seolah mencoba menjungkirbalikkan pendapat meinstream tersebut. Oppenheimer mengemukakan pendapat bahwa justru peradaban-peradaban maju di dunia merupakan buah karya manusia yang pada mulanya menghuni kawasan yang kini menjadi Indonesia. Oppenheimer tidak main-main dalam mengemukakan pendapat ini. Hipotesisnya disandarkan kepada sejumlah kajian geologi, genetik, linguistik, etnografi, serta arkeologi.Gagasan diaspora manusia dari kawasan Asia Tenggara dicoba untuk direkonstruksi dari peristiwa di akhir zaman es (Last Glaci

FAMILY HOUSEHOLD of ALAS

Image
In Alasland, the family which composes a household is the smallest kinship-structured unit. In everyday life, on the other hand, the household, which consists of kinsmen, adopted children, slaves, servants, and so forth, is the smallest political and social unit inside a village, although these days most households among the Alas consist of the nuclear family only. A family which constitutes a household is referred to as indung jabu; the term indung is equivalent to the Malay terms indung, indong, induk, or indok which mean ‘mother’, 'dam of animals', or 'base or home in certain games' (Echols et al. 1963:154; Wilkinson 1959:425); the term jabu means 'family' or 'lineage'. Even when a household is composed of a stem family, this family and household are also called indung jabu. If a household contains servants or slaves, however, these people are not recognized as members of the indung jabu. 1.   The Traditional Longhouse