Lambang Kolonialisme yang Gelap (Kasus Benteng Kuta Reh)
Belanda selalu memandang diri sebagai negeri yang kalem dan cinta damai, dan seringkali merasa menjadi korban kekerasan brutal negeri-negeri yang lebih adidaya, Jerman terutama. Namun sejarah mencatat, bagi bangsa-bangsa di kawasan Asia, Belanda adalah negeri adidaya. Di tahun 1900 Belanda adalah negeri adidaya ketiga setelah Inggris dan Perancis. Di kawasan ini Belanda juga bertingkah sebagaimana jamaknya negeri adidaya: penuh kekerasan dan haus kekuasaan. Di tahun 1904, polisi militer Belanda di bawah pimpinan Letkol Van Daalen meluncurkan ekspedisi berdarah di daerah Gayo dan Alas, kawasan yang dianggap memberontak di Aceh, Sumatera. Lebih dari tiga ribu penduduk setempat dihabisi, termasuk perempuan dan anak-anak. Duapuluh persen penduduk daerah Alas dibantai. Pertempuran berjalan tak imbang: pasukan Belanda dengan senapan otomatis, rakyat Aceh dengan pemuras atau terakul (senjata api rakitan yang hanya meletus sekali lalu harus diisi lagi, rh.), air cabe, ...