Harapkan Paket Lebaran Warga Miskin Serbu Kantor Bupati

KUTACANE - Pemandangan miris yang menggugah perasaan manusiawi, Senin (6/9) kemarin, terjadi di Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara (Agara), dan di Bireuen, Kabupaten Bireuen. Ratusan warga miskin di kedua daerah itu dilaporkan mendatangi Kantor Bupati-nya masing-masing untuk mengharapkan pembagian paket lebaran Idul Fitri 1431 Hijriyah.

Dari Kutacane dilaporkan, ratusan warga miskin dari berbagai penjuru daerah itu, kemarin “menyerbu” kantor Bupati Agara. Kedatangan mereka dengan membawa anak-anak hanya untuk mendapatkan uang lebaran dari Pemkab setempat, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Safiah, yang mengaku warga Desa Kran, Kecamatan Lawe Alas, kepada Serambi, mengatakan bahwa ia dan beberapa para warga lainnya sudah hadir di Kantor Bupati Agara sejak pukul 09.00 WIB kemarin. Namun, hingga pukul 12.00 WIB siang, Bupati Hasanuddin yang mereka tunggu-tunggu tidak kunjung masuk kantor.

Karena orang nomor satu di Agara itu tidak kunjung terlihat, maka Safiah dan bersama ratusan warga miskin setempat lainnya yang menunggu paket lebaran Idul Fitri 1431 Hijriyah itu pun akhirnya pulang dengan tangan hampa. “Kami datang naik beca, mau pulang aja tak ada ongkos,” ujar Safiah dengan nada sedih.

Hal lain diutarakan, sejumlah ibu rumah tangga. Kata Mereka, kedatangan mereka untuk meminta uang lebaran kepada Bupati. Dan, tahun lalu, mereka mendapatkan bantuan sebesar Rp 50 ribu per orang. “Kita datang kemari karena ada yang bilang, Pak Bupati mau kasih uang lebaran,” kata seorang Ibu yang mengaku tidak tahu dari mana dan siapa yang menyampaikan informasi tersebut.

Pantauan Serambi di Kantor Bupati Agara, di Kutacane, kemarin, ratusan warga miskin yang terdiri dari anak-anak, orang tua lanjut usia mendatangi kantor bupati setempat untuk mengharapkan bantuan uang lebaran. Namun, sejauh ini, Serambi belum mendapat konfirmasi dari pejabat setempat terkait informasi adanya paket lebaran untuk para warga miskin itu.

Harapan hampa
Sementara itu, puluhan kaum duafa yang berasal dari sejumlah desa di Bireuen, Senin (6/9) dengan damai dan tentram mendatangi kantor bupati setempat. Mereka datang bergerombolan dengan harapan ada bantuan menjelang lebaran pada orang nomor satu di kabupaten tersebut. Karena bupati sedang berada di luar daerah, akhirnya ambisi dan harapan mereka hampa.

Amatan Serambi kemarin, para kaum duafa yang mendatangi kantor bupati dan ingin bertemu dengan orang nomor satu di Bireuen itu, mayoritas kaum ibu-ibu rumah tangga dan bapak-bapak yang sudah lunjut usia. Mereka datang secara bersamaan seperti sudah sepekat untuk meminta bantuan dari Bupati Bireuen, Nurdin Abdul Rahman yang mengaku telah dipilih mereka pada saat Pilkada kepala daerah dua tahun lalu.

“Hari ini kami datang ke kantor bupati ingin berjumpa dengan Pak Bupati Nurdin Abdur Rahman, namun kedatangan kami sangat sia-sia, lantaran menurut para petugas Satpol PP bupati sedang ke Jakarta, ada apa ini kenapa setiap mau menjelang hari raya bupti tak ada di tempat, kepada siapa lagi kami mengadu, kami butuh baju lebaran dan daging meugang untuk anak-anak kami,” ujar seorang Ibu.

Warga miskin itu mengaku datang menemui bupati hanya berharap sedikit bantuan, mereka datang bukan untuk membuat onar tetapi hanya butuh perhatian barang kali bupati yang dipilih mereka terketuk hatinya untuk membantu mereka. Tetapi harapan dan asa yang mereka damba dan harapkan sia-sia, meski sudah berjam-jam duduk di pelataran parkir tempat biasanya bupati lewat ketika hendak masuk kantor.

Sementara itu, beberapa orang Satpol PP yang ditemui Serambi mengatakan, mereka terpaksa berjaga-jaga di lobi utama kantor bupati, demi menjaga kemanan dan ketrentram. “Kami sudah berulang kali mengatakan kepada para ibu-ibu kaum dhuafa itu, bahwa bupati sedang berada di luar daerah, namun mereka tetap juga menunggu, sehingga kami pun membiarkan mereka,” ujar seorang anggota Satpol PP Bireuen.(as/c38 / ngutip serrambinews.com )

Comments

Popular posts from this blog

Kamus Bahasa Alas-Indonesia

Marga-marga yang ada di Tanoh Alas Aceh Tenggara