Apakah Suku Alas Berasal dari Batak ?
AGAMA SUKU BATAK 
Agama lama Batak disebut Debata Mulajadi Na Bolon yang artinya Tuhan yang pertama ada dan yang berkuasa.
Mirip  dengan dua agama besar dunia Islam dan Kristen, agama Batak hanya  mengenal satu Yang Maha Kuasa, walau kadang disisi lain ada juga yang  animisme dan dinamisme seperti adanya kegiatan membuat persembahan  kepada penghuni-penghuni suatu tempat.
Diperkirakan agama Hindu  lama cukup mempengaruhi perkembangan budaya Batak, seperti dapat dilihat  dari kosa kata yang diserap dari bahasa Hindi dalam banyak kosa kata  bahasa Batak, dan terdapatnya candi-candi Hindu di Padang Bolak.
Dijaman  Modern ini orang Batak biasanya menganut 2 agama besar yaitu Kristen  dan Islam dimana perbandingan jumlah penganutnya dapat dikatakan hampir  sama besar. Perkembangan pesat dua agama baru ini dimulai sekitar  200-300 tahun yang lalu. Kedua agama baru ini dapat dengan mudah  diterima sebab masih dapat menunjang aspirasi yang ada di adat Batak.  Sekarang agama Batak lama sudah mulai ditinggalkan dengan makin kuatnya  pengaruh keIslaman dan Kekeristenan.
ATAU
Kristen, islam. 
Bahasa Batak
sebenarnya  merupakan nama sebuah rumpun bahasa yang berkerabat yang dituturkan di  Sumatra Utara. Mereka menggunakan aksara Batak 
Bahasa Batak bisa dibagi menjadi beberapa kelompok: 
* Bahasa-bahasa Batak Utara 
o Bahasa Alas 
o Bahasa Karo 
* Bahasa Simalungun 
* Bahasa-bahasa Batak Selatan 
o Bahasa Angkola-Mandailing 
o Bahasa Pakpak-Dairi 
o Bahasa Toba 
Bahasa Alas adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan di provinsi Sumatra Utara dan Aceh oleh sukubangsa Alas. 
Bahasa  ini termasuk rumpun bahasa Batak dari cabang utara, bersama dengan  bahasa Karo.yang memang adat istiadatnya juga sama dengan daerah samosir  keras dan tegas .kadang orang alas sendiri banyak yang tidak memahami  tentang sejarah sukunya sendiri oleh sebab dikarenakan ,dulunya  persoalan agama sehingga ada upaya penghilangan jejak asal suku alas  tersebut. 
Bahasa Karo adalah bahasa yang digunakan oleh suku  Karo yang mendiami Dataran Tinggi Karo (Kabupaten Karo), Langkat, Deli  Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Aceh Tenggara di Indonesia. 
Bahasa  Simalungun atau sahap Simalungun (dalam bahasa Simalungun) adalah  bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten  Simalungun, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke  Tapanuli di Indonesia. 
Bahasa Batak Angkola adalah bahasa yang  paling mirip dengan bahasa Batak Toba, disamping letak geografis yang  berdekatan bahasa Angkola sedikit lebih lembut intonasinya daripada  bahasa Toba. Bahasa Batak Angkola meliputi daerah Padangsidempuan,  Batang Toru, Sipirok, seluruh bagian kabupaten Tapanuli Selatan. 
Bahasa  Mandailing, merupakan rumpun bahasa Batak, dengan pengucapan yang lebih  lembut lagi dari bahasa Angkola, bahkan dari bahasa Batak Toba.  Mayoritas penggunaannya di daerah Kabupaten Mandailing-Natal tapi tidak  termasuk bahasa Natal. 
BAHASA SUKU BATAK
Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari orang batak menggunakan beberapa logat, ialah :
1. logat karo yang di pakai oleh orang karo
2. logat papak
3. logat simalungun yang di pakai oleh simulungun
4. logat toba yang dipaki oleh orang toba, angkola, dan mandailing
5. bahasa melayu
6. bahasa indonesia juga di gunakan.
Mata pencaharian suku batak 
Pada  umunya masyarakat bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan di  dapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap keluarga mendapat  tanah tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat adapun tanah  yang di miliki perseorangan. Pertenkan juga salah satu mata pencaharian  suku natak antara lain : pertenakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam,  dan bebek. Penagkapan ikan dilakukan sebagai penduduk sekitar danau  toba. Sektor kerajianan juga berkembang. Misalnya tenun,anyaman, rotan,  ukiran kayu, tembikar yang ada kaitanya gengan pariwisata. 
Pada  masyarakat suku Batak, siklus kehidupan seseorang dari lahir kemudian  dewasa, berketurunan sampai meninggal, melalui beberapa masa dan  peristiwa yang dianggap penting. Karenanya pada saat-saat atau peristiwa  penting tersebut perlu dilakukan upacara-upacara yang bersifat adat,  kepercayaan dan agama. Upacara-upacara tersebut antara lain upacara  turun mandi, pemberian nama, potong rambut dan sebagainya pada masa  anak-anak, upacara mengasah gigi, upacara perkawinan, upacara kematian  dan lain-lain. Di kalangan masyarakat Batak dikenal upacara memberi  makan enak kepada orang tua yang sudah lanjut usia tetapi masih sehat,  tujuannya untuk memberi semangat hidup agar panjang umur dan tetap  sehat. Juga kepada orang tua yang sakit dengan maksud agar dapat sembuh  kembali. Upacara ini disebut "sulang-sulang".
Meskipun kini  sebagian besar penduduk sudah memeluk agama Islam atau Kristen, tapi  kepercayaan lama yang bersifat animistis masih terlihat dalam  upacara-upacara yang dilakukan. Misalnya upacara memanggil roh leluhur  ke rumah keluarga yang masih hidup dengan perantaraan Sibaso atau dukun  wanita. Sibaso nanti akan kemasukan roh, sehingga setiap ucapannya  dianggap kata-kata leluhur yang meninggal. Di daerah Batak Toba upacara  ini disebut "Sigale-gale". 
Rumah adat Siwaluh Jabu, rumah  adat Batak Karo. Rumah ini bertiang tinggi dan satu rumah biasanya  dihuni atas satu keluarga besar yang terdiri dari 4 sampai 8 keluarga  Batak. Di dalam rumah tak ada sekatan satu ruangan lepas. Namun  pembagian ruangan tetap ada, yakni di batasi oleh garis-garis adat  istiadat yang kuat, meski garis itu tak terlihat. Masing-masing ruangan  mempunyai nama dan siapa yang harus menempati ruangan tersebut, telah  ditentukan pula oleh adat. Urutan ruangan dalam rumah Siwaluh jabu  adalah sebagai berikut :
* Jabu bena kayu yaitu ruangan di  depan sebelah kiri, didiami oleh pihak marga tanah dan pendiri kampung.  Ia merupakan pengulu atau pemimpin rumah tersebut. 
Jabu  sedapur bena kayu yaitu ruangan berikutnya yang satu dengan jabu bena  kayu, juga dinamai Sinenggel-ninggel. Ruang ini didiami oleh pihak  Senina yakni saudara-saudaranya yang bertindak sebagai wakil pemimpin  rumah tersebut. Sedapat artinya satu dapur, karena setaip 2 ruangan maka  di depannya terdapat dapur yang dipakai untuk 2 keluarga.
* Jabu  ujung kayu, dinamai Jabu Sungkun Berita, didiami oleh anak Beru Toa,  yang bertugas memecahkan setiap masalah yang timbul.
* Jabu  sedapur ujung kayu yaitu ruangan sedapur dengan jabu ujung kayu, dinamai  Jabu Silengguri. Jabu ini didiami oleh anak beru dari jabu Sungkun  Berita.
* Jabu lepan bena kayu, yakni ruangan yang terletak  berseberangan dengan jabu bena kayu, dinamai jabu simengaloken didiami  oleh Biak Senina.
* Jabu sedapur lepan bena kayu yaitu ruangan  yang sedapur dengan jabu lepan bena kayu, didiami oleh Senina Sepemeren  atau Separiban.
* Jabu lepan ujung kayu, didiami oleh Kalimbuh yaitu pihak pemberi gadis, ruangan ini disebut Jabu Silayari.
* Jabu sedapur lepan ujung kayu yaitu ruangan yang sedapur dengan  jabu lepan ujung kayu. Ruangan ini didiami oleh Jabu Simalungun minum,  didiami oleh Puang Kalimbuh yaitu Kalimbuh dari jabu silayari. Kedudukan  Kalimbuh ini cukup dihormati didalam adat.
Agama  lama batak Sebagai Debata Mulajadi Na Bolon...itu tidak tepat.. karena  waktu itu mereka menganut animisme atau agama asli Batak seperti :  Parmalim, Parbaringin atau parugamo sihudamdam.. dan masih banyak  sebutan utk mereka. Perlu dicatat agama tradisionil Batak tersebut yg  masih bertahan hingga kini adalah agama Parmalim, yang menempatkan raja  Si Singamangaraja sebagai dewa utusan Tuhan. 
Sedangkan konsep Debata  Mulajadi na Bolon adalah salah dan tidak tepat karena keduanya tidak  dapat digabungkan karena saling bertentangan. 
Yang benar adalah  konsep Mulajadi Na Bolon yaitu Tuhan bagi mereka yg menganut animisme  yaitu zat yang paling berkuasa dalam kehidupannya dan yg paling  dipanggil dalam acara ritual pemujaan atau penyembahan mereka.
Sementara  utk sebutan konsep Debata adalah konsep Tuhan setelah orang Batak  mengenal agama Kristen, yang tentu saja dikenal sebagai Tuhan yang palig  berkuasa yg dalam agama Islam dikenal dengan Allah. Sehinga konsep  tersebut tidak dapat digabung. Sedangkan dalam mythologi orang batak  dikenal dengan adanya Batara Guru hal ini merupakan pengaruh Agama  Hindu, Batara Guru adalah zat yg paling berkuasa yg paling sering  disebut dalam dunia mistik Batak. 
Mengenai pengaruh agama Hindu itu  sudah pasti dan dapat dibuktikan dgn masih adanya peninggalannya seperti  candi di Padang Bolak, disamping itu masih adanya tradisi-tradisi yg  berbau Hindu, sebagai contoh : Beras Kuning dan atau nasi kuning,  penyembahan kepada batu2 besar, pohon besar sebagai situs pemujaan   serta pembakaran kemenyan, sistem kesenian  yaitu penggunaan gong.
Untuk  menyandingkan apakah Suku Alas berasal dari Suku Batak, Batak Karo atau  suku lainnya menurut Prof. Koentjaraningrat ahli antropologi  sekurang-kurangnya harus ada  7 (tujuh) sistem kemasyarakatan atau  sistem tata nilai kehidupan suku tersebut yg harus identik atau tidak. 
Sebagai  contoh : Sistem komunikasi dalam hal ini bahasa... sdr Ubay Selian  sudah membahasnya meskipun kurang mendalam dan masih perlu dielaborasi  sehinga bisa digambarkan bahwa bahasa Alas cenderung ke sistem bahasa  mana...
Sistem kepercayaan (perlu dicatat dalam hal ini bukan masalah  Agama.. karena mereka mengenal sistem kepercayaan sebelum memeluk agama  samawi ( Islam, Kristen, Hindu dan Budha dll), apakah mereka percaya  kepada sesuatu yang tahayul... sebagai contoh Batara Guru sebagai zat yg  berkuasa dalam mitologi orang batak apakah juga berlaku atau siapa  panggilannya....
Sistem Kekerabatan yang berlaku dan masih ditaati,  bagaimana mereka diatur dalam hubungan kekerabatan pihak suami isteri,  keluarga suami dll. contohnya masalah penghormatan kepada pihak Ibu atau  yg memberikan perempuan (Hula-hula, kalimbubu atau permamaan) apakah  identik .... Adat istidat,  
Sistem mata pencaharian atau tata kehidupan ... maksudnya bagaimana corak bercocok tanam.... dlsb
sistem tata nilai dalam keluarga, .. kehidupan sehari... dlsb 
Saya  terkesan dan mengingat di daerah Terangun, Rikit Gaib dan Kuta Panjang  ada beberapa keluarga menggunakan sistem Alu utk menumbuk padi  (menggunakan alu dan lesung) sementara sistem yg berlaku di Aceh pada  umumnya menggunakan kaki utk menggerakkan alu dalam menumbuk padi...  membuat saya yakin keluarga tersebut adalah merupakan orang Batak  (kemungkinan sebagian dari pasukan Si Singamangaraja yg terluka dan  kawin mawin dgn penduduk setempat, ketika bergerilya melawan  penjajah..Belanda. termasuk penyebutan bukti Ise- ise di tapal Batas  Takengon dgn Kutacane sekarang Gayo Lues...  Kata Ise-ise... artinya  menanyakan siapa yg lewat dalam bahasa batak bukan bahasa Gayo). bahkan  didaerah terangun ada daerah yang bernama Bur Batak..... perlu  dibuktikan asal usulnya
 
 
Terima kasih untuk info dan artikelnya.
ReplyDeletesaya lebih memahami tentang penyebaran suku Batak, ternyata masih banyak sub sukunya.
salam
simon
Menarik sekali. Saya jadi ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang bahasa Alas. Wassalam, Bahren.
ReplyDelete