Saatnya yang Muda

PRO dan kontra tampilnya tokoh-tokoh muda dalam Pemilihan Presiden 2009 kembali menjadi perbincangan hangat. Beberapa waktu belakangan intensitas pemunculan figur-figur muda yang berani menawarkan solusi masa depan bangsa di ranah publik semakin tinggi.
Keberanian kaum muda untuk unjuk diri di tengah masih dominannya peran tokoh-tokoh senior di kancah politik nasional patut kita beri apresiasi positif. Kelompok muda yang mewakili generasi baru yang penuh dinamika diharapkan membawa gairah dan terobosan baru yang mampu membawa perjalanan bangsa ini menuju pintu keberhasilan, mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain.
Kemunculan orang-orang muda dalam kancah politik adalah sebuah keniscayaan, tak mungkin terelakkan. Saat perjalanan bangsa ini macet tidak seperti yang diharapkan, orang-orang mudalah yang punya kewajiban memimpin barisan perubahan. Justru aneh kalau anak-anak muda kita hanya berpangku tangan, cuek, tidak mau peduli dengan apa yang terjadi di sekelilingnya.
Jadi kita patut bersyukur dengan makin bertambahnya orang-orang muda yang berani mencalonkan diri sebagai presiden, anggota DPR, anggota DPD, menteri, gubernur, bupati/wali kota, camat hingga lurah/kepala desa. Deretan orang muda yang sukses terpilih menjadi pemimpin pun akan semakin banyak. Ini berarti kehidupan demokrasi semakin matang.
Walau begitu, tidak sedikit yang memandang sinis tampilnya tokoh-tokoh muda dalam kancah politik nasional dengan berbagai alasan. Misalnya tokoh muda disebut masih minim pengalaman, idealis yang cenderung tidak realistis, meledakledak, kurang bijaksana dalam mengambil keputusan, dan sebagainya. Intinya, tokoh-tokoh senior masih meragukan kemampuan anak-anak muda ini jika mereka benar-benar diberi mandat oleh rakyat menjadi pemimpin nasional.
Reaksi kalangan senior ini sangat manusiawi. Mungkin mereka “takut” bersaing dan tidak bisa lagi mengikuti dinamika kaum muda. Tokoh-tokoh senior yang sebagian besar telah merasakan bagaimana mendapatkan kekuasaan cenderung ingin mempertahankan apa yang telah mereka capai. Ada rasa tidak rela kalau “anak-anak kemarin sore” yang dipercaya menjadi pemimpin nasional.
Lagi-lagi ketidakrelaan itu juga manusiawi. Hal yang patut menjadi renungan kita adalah angin perubahan yang begitu cepat dan sulit dibelokkan. Angin perubahan ini datang dari berbagai penjuru dunia. Dari Amerika Latin muncul Evo Morales, Presiden Bolivia yang berusia 49 tahun, kemudian dari Amerika Serikat muncul kandidat presiden Partai Demokrat Barack Obama, 47 tahun, dan calon wakil presiden dari Partai Republik, Sarah Palin, 44 tahun.
Dari benua lain ada nama Mahmoud Ahmadinejad yang terpilih menjadi Presiden Iran pada usia 49 tahun. Namanya begitu dikenal dunia karena berani melawan dominasi negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Inggris. Angin perubahan juga sedang berembus di Tanah Air dengan munculnya sejumlah tokoh muda sebagai calon presiden.
Usia memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan seseorang bisa terpilih sebagai pemimpin atau tidak. Peluang tokoh-tokoh tua yang ingin terpilih sebagai pemimpin juga masih terbuka lebar. Senator John McCain, calon presiden dari Partai Republik yang berumur 72 tahun termasuk yang yakin dengan pendapat ini. Sejarah mencatat tampilnya anak-anak muda sebagai pemimpin bukanlah sesuatu yang tabu. John F Kennedy terpilih menjadi Presiden AS pada usia 43 tahun.
Sebelumnya, Kennedy terpilih sebagai senator pada usia 25 tahun. Indonesia juga mencatat Soekarno dipilih sebagai presiden pertama pada usia 44 tahun. Penerusnya, Soeharto, dilantik sebagai presiden ke-2 saat berusia 46 tahun. Mengingat catatan sejarah tersebut, tidak heran kalau tokoh-tokoh muda Indonesia mulai percaya diri tampil sebagai calon pemimpin nasional.
Meski di sana sudah ada tokoh-tokoh senior seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, Wiranto, Abdurrahman Wahid, Amien Rais, Sutiyoso, Jusuf Kalla, dan lain-lain. Kita tidak tahu apakah Pemilu 2009 akan melahirkan para pemimpin muda seperti era Soekarno maupun John F Kennedy.
Ataukah nama-nama lama masih tetap dipercaya rakyat untuk memimpin satu periode lagi, belumlah pasti. Yang pasti, angin perubahan yang membawa tokoh-tokoh muda berani tampil adalah energi positif yang patut disyukuri dalam perjalanan panjang bangsa ini. (Koran Sindo)

Comments

Popular posts from this blog

Kamus Bahasa Alas-Indonesia

Marga-marga yang ada di Tanoh Alas Aceh Tenggara